Berita Lain

Bukan Pelit, Tren Frugal Living di Kalangan Milenial

Sumber: freepik

Frugal living akhir-akhir ini menjadi topik bahasan hangat bagi generasi milenial. Pasalnya, tak jarang usia milenial saat ini merupakan fase dimana orang berlomba-lomba untuk hidup serba minimalis. Gaya hidup frugal living mulai muncul belakangan ini terutama setelah pandemi. Kala itu keadaan ekonomi penuh dengan ketidakpastian sehingga semua orang harus hidup hemat dan mementingkan dana darurat. 

Frugal living secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak. Deborah Taylor-Hough dalam bukunya “Frugal Living for Dummies” menyebut frugal living sebagai pilihan hidup, berbeda dengan miskin atau pelit.

Dilansir dari berbagai sumber, sesungguhnya konsep frugal living tidak sedangkal itu. Frugal Living diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas agar finansial stabil. 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), merdeka secara finansial (financially freedom) bukan berarti memiliki banyak uang. Makna merdeka finansial lebih dari sekadar banyak uang. Kemerdekaan finansial diperoleh jika seseorang dapat hidup dengan pantas, secukupnya, dan bebas utang. Hidup hemat bukan berarti finansialmu sedang bermasalah, boleh jadi itu salah satu bentuk finansial yang stabil.

Di tengah isu global khususnya mengenai lingkungan saat ini, frugal living sangat bermanfaat dalam penghematan energi. Penerapan frugal living mampu membuat hidup seseorang lebih minimalis dalam penggunaan energi serta paham perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Penganut frugal living juga biasanya cenderung kreatif untuk mengelola barang yang sudah ia miliki. 

Seseorang yang menerapkan frugal living biasanya memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa maniak merek, tidak memusingkan fashion atau gawai yang terus menerus up to date. Namun para penganut frugal living akan terus menikmati hidup berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus goyah dengan pendapat orang lain, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang telah ditetapkan.

Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan dalam menerapkan Frugal Living antara lain :

  1. Hindari utang konsumtif 

Konsumtif jelas bukan hal yang dianjurkan, sebab konsumtif pada akhirnya akan menjurus dalam kehidupan yang cenderung hedonisme. Apalagi pemenuhan keinginan konsumtif yang dilakukan ditempuh dengan jalan berutang.

  1. Analisis kebutuhan atau keinginan sebelum membelanjakan uang

Selalu perhatikan kebutuhan yang patut dipenuhi atau hanya sekadar keinginan dan untuk kepuasan diri. Hasil analisis terhadap perilaku konsumen menunjukkan bahwa pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup jauh lebih besar daripada pengeluaran membeli barang-barang yang benar dibutuhkan.

  1. Pastikan memiliki tujuan finansial (financial goals) yang jelas dan masuk akal

Tujuan finansial akan membuat penerapan gaya hidup lebih terfokus pada goals yang dinginkan. Merumuskan tujuan finansial akan mempermudah seseorang dalam menerapkan gaya hidup frugal ini. 

  1. Gemar menabung dan membeli barang second hand

Kebiasaan menabung dan menyiapkan dana darurat akan menjadi kebiasaan bagi seorang penganut frugal living. Mereka akan mengalokasikan keuangan lebih banyak untuk menabung dibandingkan memenuhi keinginan. Penganut frugal living juga kerap membeli barang bekas yang layak dengan harga jauh lebih hemat dibandingkan membeli barang kebutuhan baru dan bergantung pada merk. 

Penulis : Mutiara Okta

Redaktur: Ratna Siregar

Top News
Sponsor